TEMPO Interaktif, California - Peranti lunak anti-virus palsu yang menginfeksi komputer pribadi menjadi ancaman makin besar dalam dunia maya
Posted: Kamis, 07 April 2011 by Alfi Haryadi in
0
TEMPO Interaktif, California - Peranti lunak anti-virus palsu yang menginfeksi komputer pribadi menjadi ancaman makin besar dalam dunia maya, demikian sebuah penelitian yang dilakukan Google.
Berita terkait
Google menganalisis 240 juta halaman internet selama 13 bulan dan mendapati bahwa program anti-virus palsu menyumbang sekitar 15 persen dari semua program virus di dunia maya.
Scammers menipu dengan cara meyakinkan pengguna agar mengunduh program anti-virus karena komputer mereka terkena virus.
Begitu diinstal, piranti lunak tadi mungkin akan mencuri data atau memaksa yang bersangkutan membayar produk-produk palsu tadi. "Yang mengejutkan, banyak pengguna termakan tipuan ini dan kemudian membeli anti-virus palsu tadi," sebut penelitian itu.
"Lebih celaka lagi, anti-virus palsu tadi seringkali ditunggangi virus komputer yang sesungguhnya, yang akan bersarang di komputer terlepas pembayaran sudah dilakukan atau belum."
Penelitian yang hasilnya dipaparkan di sebuah Lokakarya Usenix di California dan membahas ancaman dan penipuan dalam skala besar di dunia maya, menganalisis situs internet antara Januari 2009 hingga Februari 2010.
Mereka menemukan 11 ribu domain internet yang terlibat dalam penyebaran anti-virus palsu tersebut. Lebih dari separuh piranti lunak palsu tadi diedarkan lewat iklan.
Graham Cluley dari perusahaan keamanan Sophos mengatakan bahwa salah satu cara yang paling umum dilakukan adalah dengan para hacker melakukan teknik yang dikenal dengan optimalisasi mesin pencari topi hitam.
"Para hacker mencari berita yang populer seperti kematian Michael Jackson misalnya," kata Cluley. "Mereka kemudian membuat situs yang dipenuhi dengan bahan yang kalau dicari lewat mesin pencari di internet akan muncul di halaman pertama."
Siapapun yang mengklik situs itu, katanya, akan diserbu dengan penampilan yang menghubungkannya dengan perangkat lunak anti-virus palsu itu.
Google mencoba menyaring situs-situs seperti itu, tetapi para hacker dikatakan dengan cepat bergerak dari satu domain ke domain lain sehingga sulit terdeteksi.
Cluley mengatakan orang harus mengerti betul dengan program anti-virus mereka sendiri dan harus selalu waspada kalau ada pop-up yang meminta pengguna mengunduh sesuatu dengan membayar untuk membersihkan komputer. "Kalau sudah ada anti-virus di dalam komputer, tidak semestinya pengguna harus mengunduh lagi," katanya.
Berita terkait
Google menganalisis 240 juta halaman internet selama 13 bulan dan mendapati bahwa program anti-virus palsu menyumbang sekitar 15 persen dari semua program virus di dunia maya.
Scammers menipu dengan cara meyakinkan pengguna agar mengunduh program anti-virus karena komputer mereka terkena virus.
Begitu diinstal, piranti lunak tadi mungkin akan mencuri data atau memaksa yang bersangkutan membayar produk-produk palsu tadi. "Yang mengejutkan, banyak pengguna termakan tipuan ini dan kemudian membeli anti-virus palsu tadi," sebut penelitian itu.
"Lebih celaka lagi, anti-virus palsu tadi seringkali ditunggangi virus komputer yang sesungguhnya, yang akan bersarang di komputer terlepas pembayaran sudah dilakukan atau belum."
Penelitian yang hasilnya dipaparkan di sebuah Lokakarya Usenix di California dan membahas ancaman dan penipuan dalam skala besar di dunia maya, menganalisis situs internet antara Januari 2009 hingga Februari 2010.
Mereka menemukan 11 ribu domain internet yang terlibat dalam penyebaran anti-virus palsu tersebut. Lebih dari separuh piranti lunak palsu tadi diedarkan lewat iklan.
Graham Cluley dari perusahaan keamanan Sophos mengatakan bahwa salah satu cara yang paling umum dilakukan adalah dengan para hacker melakukan teknik yang dikenal dengan optimalisasi mesin pencari topi hitam.
"Para hacker mencari berita yang populer seperti kematian Michael Jackson misalnya," kata Cluley. "Mereka kemudian membuat situs yang dipenuhi dengan bahan yang kalau dicari lewat mesin pencari di internet akan muncul di halaman pertama."
Siapapun yang mengklik situs itu, katanya, akan diserbu dengan penampilan yang menghubungkannya dengan perangkat lunak anti-virus palsu itu.
Google mencoba menyaring situs-situs seperti itu, tetapi para hacker dikatakan dengan cepat bergerak dari satu domain ke domain lain sehingga sulit terdeteksi.
Cluley mengatakan orang harus mengerti betul dengan program anti-virus mereka sendiri dan harus selalu waspada kalau ada pop-up yang meminta pengguna mengunduh sesuatu dengan membayar untuk membersihkan komputer. "Kalau sudah ada anti-virus di dalam komputer, tidak semestinya pengguna harus mengunduh lagi," katanya.